Selasa, 17 Januari 2012

SECTIO CAESARIA

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).
Sesuai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan, sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.


2. INDIKASI SECTIO CAESARIA
 Indikasi Sectio Caesaria
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
 Indikasi sectio caesaria pada Ibu
- Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul )
- Disfungsi uterus
- Distosia jaringan lunak
- Plasenta previa
- His lemah / melemah
- Rupture uteri mengancam
- Primi muda atau tua
- Partus dengan komplikasi
- Problema plasenta
 Indikasi Sectio Caesaria Pada Anak
- Janin besar
- Gawat janin
- Janin dalam posisi sungsang atau melintang
- Fetal distress
- Kalainan letak
- Hydrocephalus

3. JENIS-JENIS SECTIO CAESARIA
 Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
• Sectio caesarea transperitonealis
SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan :
• Mengeluarkan janin dengan cepat
• Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
• Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan:
• Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik
• Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
• SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)
• SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
• Penjahitan luka lebih mudah
• Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
• Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
• Perdarahan tidak begitu banyak
• Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
Kekurangan :
• Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak
• Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

 Vagina (section caesarea vaginalis)
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut (Mochtar, Rustam, 1992) :
1. Sayatan memanjang ( longitudinal )
2. Sayatan melintang ( Transversal )
3. Sayatan huruf T ( T insicion )

4. KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
 Infeksi puerperal ( Nifas )
o Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
o Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
o Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
 Perdarahan
o Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
o Perdarahan pada plasenta bed
 Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
 Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya

5. PENATALAKSANAAN
o Cairan IV sesuai indikasi.
o Anestesia; regional atau general
o Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria.
o Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi.
o Pemberian oksitosin sesuai indikasi.
o Tanda vital per protokol ruangan pemulihan
o Persiapan kulit pembedahan abdomen
o Persetujuan ditandatangani.
o Pemasangan kateter foley

6. PROGNOSIS
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga – tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
Nasib janin yang ditolong secara sectio caesaria sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan pengawasan antenatal yang baik dari fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4 – 7 % (Mochtar Rustam, 1992).

Cr : http://icauyakeperawatan.blogspot.com/2011/02/sectio-caesaria.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar